Thursday, July 30, 2009

10 Cara Menghindari Kanker Otak

KANKER otak adalah penyakit berbahaya yang sangat mematikan. Selain mematikan, pengobatannya pun menelan biaya yang sangat besar. Untuk menghindari penyakit tersebut, berikut ini sejumlah langkah-langkah untuk mencegah penyakit ini:
  1. Kalau Anda mengalami gejala-gejala, seperti sering sakit kepala yang hilang timbul, atau tidak hilang-hilang, muntah-muntah tanpa sebab, penurunan penglihatan yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata, kelemahan anggota gerak secara bertahap, berjalan limbung, gejala layaknya vertigo atau sempoyongan, maka segera lakukan pemeriksaan diri dan dianjurkan melakukan pemeriksaan MRI.
  2. Jangan biarkan stres berat menyerang terus-menerus, sempatkan waktu beristirahat, dan lakukan refreshing yang dapat mengurangi dan menghilangkan stres Anda.
  3. Batasi radiasi langsung yang terlalu berlebihan pada tubuh, lebih baik gunakan hansfree bila menggunakan telepon seluler dalam waktu lama.
  4. Terapkan pola makan sehat dengan gizi yang seimbang, misalnya memperbanyak konsumsi buah-buahan, sayur, dan biji-bijian. Ditambah membatasi diri mengonsumsi lemak.
  5. Kurangi konsumsi makanan yang diasap, dibakar dan diawetkan dengat nitrit, maupun zat-zat kimiawi buatan lainnya.
  6. Sudah saatnya Anda menghentikan konsumsi alkohol dan rokok.
  7. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur. Apalagi kalau Anda mempunyai riwayat keluarga penderita kanker otak.
  8. Jangan mengonsumsi obat-obatan tertentu sebelum mendapat resep rujukan dokter. Kesalahan penggunaan obat dapat merangsang perkembangan sel kanker.
  9. Lakukan olahraga secara teratur dan pada porsi yang cukup.
  10. Mulai sekarang biasakan mengaplikasikan gaya hidup sehat. Jangan terbawa arus gaya hidup “menghanyutkan.
berbagai sumber

Sakit Kepala Biasa Atau Gejala Kanker Otak ?

Banyak orang yang sering menyepelekan serangan sa­kit kepala. Mereka beranggapan, pusing yang sering mereka alami hanyalah sakit kepala biasa. Namun, anggapan ini ternyata tak jarang menuai bencana. Menurut dr. Firman Hendrik, SpS, dokter ahli saraf di Rumah Sakit Global Medika Tangerang, sakit kepala yang harus lebih diwaspadai adalah yang gejalanya tak terlalu berat dan muncul tiba-tiba.

KENALI DULU SERANGANNYA
Sekitar 70% kasus sakit kepala adalah akibat ketegangan otot (tension type). Gejalanya adalah rasa nyeri seperti ditekan/ditarik dari depan ke belakang. Kelelahan fisik, stres, dan depresi diduga sebagai pemicu. Biasanya pulih dengan istirahat cukup dan obat sakit kepala biasa. Sedangkan migrain dan vertigo tak dapat sembuh total. Besar kemungkinan serangan akan berulang. Bahkan, migrain biasanya baru hilang setelah usia 50 tahun.

Gejala migrain ditandai oleh rasa nyeri di satu sisi kepala se­cara bergantian selama 4 - 72 jam. Tak jarang penderita merasa mual, muntah-muntah, dan mengalami fotopsia (halusinasi se­perti melihat kilatan cahaya). Selain itu, penderita migrain biasanya juga sensitif terhadap cahaya dan suara.

Beberapa penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya kemungkinan bahwa migrain bersifat menurun. Faktor pemicu terjadinya adalah stres, kurang istirahat, kurang berolahraga, terlambat makan, mengonsumsi cokelat, penyedap rasa, serta makanan yang mengandung ty­ramin (zat yang menyebabkan saraf lebih sensitif terhadap rasa nyeri), misalnya, kerang-kerangan. Selain itu, faktor hormonal juga bisa memicu serangan migrain.

Lain lagi dengan vertigo. Sakit kepala ini ditandai oleh mun­culnya ilusi berputar atau melayang. Ilusi ini timbul karena terjadi ketidaksesuaian kerja atau mismatch antar alat keseimbangan dalam tubuh, atau antara alat keseimbangan dengan otak kecil.

DETEKSI SEDINI MUNGKIN
Serangan migrain kemungkinan berulang, karenanya penderita disarankan melakukan tindakan preventif, dengan menghindari pemicunya. Minum obat sebaiknya hanya saat serangan timbul. Adapun, bagi penderita vertigo, disarankan memilih tempat duduk di depan jika melakukan perjalanan darat dengan mobil. Sebaliknya, jika naik kapal laut, pilihlah kursi di bagian belakang.

Pada beberapa kondisi, sering kali orang sulit membedakan antara sakit kepala biasa, migrain, vertigo, dan dengan sakit kepala serius, misalnya akibat adanya tumor otak atau meningitis (infeksi pada selaput otak). Pasalnya, rasa nyeri atau pusing yang timbul hampir tak ada bedanya.

“Hati-hati pula jika mengalami sakit kepala di pagi hari. Apalagi, jika serangan itu datang dengan intensitas progresif (terus-menerus dan bertambah berat), dan cenderung berkurang setelah siang. Bi­sa jadi itu adalah gejala tumor atau kanker otak,” dr. Firman mewanti-wanti.

Karena itu, dr. Firman menyarankan, jika Anda termasuk sering terserang sakit kepala, cobalah mencermati gejala-gejala yang tim­bul. Jika terasa mencurigakan, segera periksakan diri ke dokter saraf untuk penanganan lebih serius.
rss-feed-collection

adalah

Kanker otak (Brain Cancer) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan berbagai jenis Tumors yang mulai di otak dan saraf tulang belakang (susunan saraf pusat, atau CNS). Tumors di berbagai wilayah di CNS Mei diperlakukan dengan cara yang berbeda. Brain Tumors kebanyakan berasal dari kanker yang dimulai dari suatu tempat lain di tubuh dan metastasized, atau tersebar, ke otak. Utama adalah Brain Tumors Tumors yang dimulai di otak, dan dapat dimulai pada salah satu dari berbagai jenis sel-sel atau sel-sel di dalam otak atau saraf tulang belakang.

Diagnosis tumor yang dimulai ketika umum gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, perubahan perilaku atau emosi, diburukkan pengadilan, dan / atau perubahan indrawi berkembang. Jika gejala menyarankan tumor CNS hadir, dokter akan mengambil riwayat medis lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi otak dan saraf tulang belakang fungsi (neurologic ujian).

Untuk melihat di mana dalam sebuah tumor otak mungkin terletak, dokter paling sering menggunakan magnetis resonansi imaging (MRI) dan computed Tomography (CT) scans. Walaupun tes ini dapat membantu Anda menemukan profesional kesehatan rakyat biasa, yang pasti diagnosa dibuat hanya menghapus sebagian jaringan tumor untuk pemeriksaan, disebut biopsi.

Central nervous system (CNS) Tumors mungkin dirawat oleh bedah removal, terapi radiasi, atau kemoterapi, meskipun kombinasi adalah perawatan umum. Cortisone seperti obat-obatan diberikan untuk mengurangi pembengkakan yang sering terjadi di sekitar Brain Tumors, yang dapat membantu meringankan sakit kepala dan gejala lainnya.

kesehatan.07x.net